This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 19 Oktober 2012

Protein Belalang Lebih Tinggi Dari Udang

Berdasarkan penelitian kandungan protein dalam tepung Belalang Kayu (Melanoplus cinereus) ternyata lebih besar dibanding dengan kandungan protein yang dimiliki udang windu.

Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Oleh karena itu peningkatan konsumsi protein perlu digalakkan, salah satunya melalui penganekaragaman pangan berprotein tinggi. Penganekaragaman pangan berprotein tinggi yang sudah dikembangkan di Indonesia, salah satunya adalah pembuatan tepung udang, sedangkan tentang pemanfaatan belalang belum sampai pada tahap pembuatan tepung, padahal belalang juga tinggi akan protein (62,2 persen).
Berdasarkan alasan tersebut, maka diangkatlah penelitian dengan permasalahan adakah perbedaan antara kadar protein tepung belalang kayu dan tepung udang windu. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara kadar protein tepung belalang kayu dan tepung udang windu.

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional untuk melihat perbedaan antara kadar protein tepung belalang kayu dan tepung udang windu dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini alah tepung belalang kayu dan tepung udang windu yang dibuat dengan cara yang sama, dan sampel dalam penelitian ini adalah tepung belalang kayu (Melanoplus cinereus) dan tepung udang windu (Panaeneous onodon) yang diambil dengan teknik random sampling sebesar 10 kelompok tepung belalang kayu dan 10 kelompok tepung udang windu yang masing-masing sebanyak 1 gram.

Kadar protein diuji dengan Independent Sample t Test, di mana hasilnya p = 0,000 (p < 0,05), hingga disimpulkan bahwa ada perbedaan nyata antara kadar protein tepung belalang kayu dan tepung udang windu, di mana protein tepung belalang kayu lebih tinggi dibanding tepung udang windu dengan kadar masing-masing 17,922 dan 9,846 persen.

Saran yang diberikan dalam penelitian ini ialah perlu adanya penelitian mengenai kadar protein secara kualitatif, bukan secara kuantitatif saja dan masyarakat hendaknya memanfaatkan tepung belalang kayu sebagai salah satu alternatif sumber protein hewani disamping tepung udang windu.

# Kusmaryani, 2005

Sumber: smallcrab.com

VIDEO: Undiscovered Gunung Kidul


Best Movie in Tourism Movie Competition - STP Bandung 2012.

Yogyakarta,apa yang Anda ingat tentang kota ini? Malioboro? Keraton? Beringharjo? Atau mungkin, Gunung Merapi? Kali ini, kita tidak akan bercerita tentang hal-hal tersebut.

Directed byYusron Fuadi | Produced by Reiza Miftah + Dara Bunga Rembulan + Yusron Fuadi

Sumber: http://www.youtube.com/watch?v=keSeznqWg4c

VIDEO: CAMILAN BELALANG SAWAH DARI MOJOKERTO


Bagi petani, belalang merupakan hama tanaman. Namun, warga Mojokerto, Jawa Timur, memanfaatkan binatang tersebut untuk dijual dengan menjadikannya camilan.
(Senin, 22 Juni 2009, Durasi: 02:25 ).
Sumber: RCTI, okezone.com

Belalang Tebesar Di Dunia! Belalang Raksasa! Wow!!

Belalang raksasa ini ditemukan di Ueta, New Zaeland dan merupakan hewan endemik disana. Menurut kabar yang saya ketahui, ada banyak spesies belalang raksasa ini. Ada sekitar 11 spesies belalang raksasa disana, dan banayak yang lebih besar dibandingkan gambar-gambar di  bawah ini, kira kira kalau di goreng enak nggak ya... ahihihihi

Selasa, 16 Oktober 2012

BBM / BLACKBERRY MESSENGER DISPLAY PICTURE BAHASA JAWA








Senin, 01 Oktober 2012

HALAL: Ikan dan Belalang Dapat Dikecualikan dari Bangkai

Ada dua binatang yang dikecualikan oleh syariat Islam dari kategori bangkai, yaitu belalang, ikan dan sebagainya dari macam binatang yang hidup di dalam air. Rasulullah s.a.w. ketika ditanya tentang masalah air laut, beliau menjawab: “Laut itu airnya suci dan bangkainya halal.” (Riwayat Ahmad dan ahli sunnah). Dan firman Allah yang mengatakan: “Dihalalkan bagi kamu binatang buruan laut dan makanannya.” (al-Maidah. 96)

Umar berkata: Yang dimaksud shaiduhu, yaitu semua binatang yang diburu; sedang yang dimaksud tha’amuhu (makanannya), yaitu barang yang dicarinya. Dan kata Ibnu Abbas pula, bahwa yang dimaksud thaamuhu, yaitu bangkainya.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Jabir bin Abdullah diceriterakan, bahwa Rasulullah s.a.w. pernah mengirimkan suatu angkatan, kemudian mereka itu mendapatkan seekor ikan besar yang sudah menjadi bangkai. lkan itu kemudian dimakannya selama 20 hari lebih. Setelah mereka tiba di Madinah, diceriterakanlah hal tersebut kepada Nabi, maka jawab Nabi:

“Makanlah rezeki yang telah Allah keluarkan untuk kamu itu, berilah aku kalau kamu ada sisa. Lantas salah seorang diantara mereka ada yang memberinya sedikit. Kemudian Nabi memakannya.” (Riwayat Bukhari)

Yang termasuk dalam kategori ikan yaitu belalang. Dalam hal ini Rasulullah s.a.w. memberikan suatu perkenan untuk dimakannya walaupun sudah menjadi bangkai, karena satu hal yang tidak mungkin untuk menyembelihnya.

Ibnu Abi Aufa mengatakan:
“Kami pernah berperang bersama Nabi tujuh kali peperangan, kami makan belalang bersama beliau.” (Riwayat Jama’ah, kecuali Ibnu Majah)

Halal dan Haram dalam Islam
Oleh Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi

Sumber: halalguide.info

Flora Fauna: Belalang

Siapa tidak kenal dengan Belalang yang dalam bahasa Jawa dinamakan Walang (Valanga nigricornis, H. Burmeister, 1838), Shorthorned Grasshopper (Eng), belalang kayu, belalang jati (Ina) atau dikenal dengan nama belalang kunyit (May).

Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen(disebut stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan.

Bagi orang awam terutama orang perkotaan untuk membedakan belalang (Caryanda spuria), belalang kembara (Locusta migratoria) atau belalang kayu (Valanga nigricornis)mungkin masih membingungkan. Banyak spesies belalang di dunia ini, namun kali ini penulis hanya akan bercerita tentang belalang kayu (Valanga Nigricornis) yang enak dimakan sebagai lauk istimewa. Dari belalang kayu saja terdapat sekitar 18 subspesies yang diketahui tersebar di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Filipina. Foto-foto belalang ini dapat anda lihat di majalah elektronik FOBI.

Belalang kayu hanya mempunyai 1 generasi per tahunnya. Belalang kayu yang ada di Jawa, telurnya bisa bertahan 6-8 bulan untuk melewati musim panas sebelum akhirnya menetas pada musim hujan. Belalang kayu yang ada di Malaysia hanya memerlukan waktu sekitar 60-75 hari sebelum akhirnya menetas. Sementara di Thailand, telur belalang kayu menetas dan nimfa berkembang di musim hujan dan belalang akan bertahan melewati musim panas sebagai belalang dewasa yang belum matang secara seksual (immature).

Belalang merupakan salah satu serangga yang mengalami proses metamorfosis tidak sempurna ya (hemimetabola) dimana hanya mengalami 3 tahapan perkembangan yang dimulai dari telur lalu nimfa yang merupakan serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk yang sama dengan dewasanya, dan yang terakhir adalah imago atau serangga dewasa. Baik nimfaataupun belalang kayu dewasa, keduanya sama-sama menyukai sinar matahari dan akan mencari tempat-tempat yang terbuka yang terkena sinar matahari langsung untuk hinggap seperti misalnya di pucuk-pucuk pohon atau tanaman. Umumnya belalang kayu ini aktif mencari makan pada siang hari.

Tahapan kehidupan nimfa (atau larva serangga lainnya) yang dilalui diantara proses pergantian kulit atau ekdisis satu dengan lainnya disebut ‘tahapan instar’. Nimfa belalang kayu akan berkembang dalam 6-7 kali ‘tahapan instar’ untuk belalang jantan, dan 7-8 kali ‘tahapan instar’ untuk belalang betina sebelum akhirnya menjadi belalang kayu dewasa.

Belalang atau dalam bahasa Jawa disebut walang merupakan serangga yang menurut para petani di manapun adalah perusak tanaman padi alias hama yang melahap pucuk daun padi muda sehingga membuat buah padi sulit untuk tumbuh. Belalang kayu saat ini telah menjadi oleh-oleh khas Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta karena sering dibeli orang dari luar daerah. Sejumlah penjaja serangga tersebut yang banyak dijumpai di pinggir jalan jurusan Semanu-Wonosari dan Paliyan-Trowono. Bahkan, warga dari Jakarta dan Bandung sering mampir untuk sekedar membeli belalang kayu itu, kemudian dibawa pulang keasalnya untuk makanan kecil atau lauk pauk.

Iwak walang” istilah orang Jawa untuk menyebut lauk belalang, memang merupakan lauk yang istimewa dari sisi kandungan gizinya, bahkan mengandung protein lebih banyak daripada kandungan protein udang windu. Belalang kayu ini mudah didapat dan beraroma khas selain mengandung protein yang tinggi yaitu 62,2 persen tiap 100 gramnya, juga tidak menimbulkan efek yang beracun atau berbahaya, bagi yang memakannya. Bagi mereka yang terbiasa menikmati jenis lauk ini, silahkan melihat buku resep hasil karya juru masak terkenal asal Belanda, Henk van Gurp, yang telah menulis Insect Cookbook, buku resep serangga pertama di Belanda. Bahkan apabila anda menyempatkan diri datang ke Yogyakarta terutama di daerah Gunung Kidul akan dengan mudah anda temukan sajian belalang-belalang goreng siap santap. Sekarang ini juga sudah bisa ditemukan sajian belalang dalam bentuk abon belalang.

Model menu abon belalang ini ditemukan oleh sekelompok mahasiswa jurusan pendidikan IPA Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta Risti Hardiyanti Rukmana, Anggit Betania Nugrahani, Dwi Ana Rizki dan Mustofa. Mereka berharap dengan diketemukan cara mengolah belalang menjadi abon belalang ini akan dapat dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari Gunungkidul bagi wisatawan yang berasal dari luar daerah, selain itu juga dapat meningkatkan nilai ekonomi belalang sehingga dapat memicu warga yang bermata pencaharian sebagai pencari belalang untuk lebih mengembangkan usahanya.

Klasifikasi ilmiah belalang kayu (Valanga nigricornis)
Kingdom: Animalia Linnaeus, 1758 – hewan (animals)
Phylum: Arthropoda Latreille, 1829 – hewan beruas (arthropods)
Subphylum: Hexapoda Latreille, 1825 – "berkaki enam"
Class: Insecta Linnaeus, 1758 – serangga (insects)
Order: Orthoptera Latreille, 1793 – belalang (grashoppers, locusts), belalang daun (katydids) dan jangkrik (crickets)
Suborder: Caelifera Ander, 1939 – belalang (short-horned grasshoppers)
Superfamily: Acridoidea (MacLeay, 1821) Burmeister, 1839
Family: Acrididae MacLeay, 1821 – belalang (grasshoppers)
Subfamily: Cyrtacanthacridinae W.F. Kirby, 1902
Tribe: Cyrtacanthacridini
Genus: Valanga Uvarov, 1923
Species: Valanga nigricornis (H. Burmeister, 1838)

Referensi:
Wikepedia, fotododi3384 (dodi estiara), FOBI